Transformasi Karakter Versi 0.3

Best Character Value


Nilai Akhlak
Pembicaraan tentang Akhlak (Best Character) berkaitan dengan persoalan nilai baik dan buruk. Perbuatan-perbuatan yang mempunyai nilai baik dan buruk, mempunyai dasar-dasar yang jelas. Sebagai contoh, bagaimana kita bisa mengetahui bahwa menolong orang lain, adil dan dermawan merupakan bagian dari kebaikan, dan bagaimana pula kita bisa mengetahui kebohongan, kezhaliman dan kekerasan merupakan keburukan yang harus kita hindari. Tentunya semua hal ini harus didasari dari informasi yang akurat dan sumber yang jelas. Sebagai tambahan dalam logika berpikir. Jika kita ingin mendapatkan suatu ilmu dari sebuah buku. Maka jikalau ada 5 buku di hadapan kita, lalu dari kelima buku tersebut ada sebuah buku yang ditulis oleh seorang ilmuwan yang sangat terkenal, sudah membuktikan hasil percobaan dari apa yang ia tuliskan dan banyak menulis buku-bukuhingga memperoleh tingkat penjualan buku yang terbanyak pembelinya ataupun sering disebut bukubest seller. Tentu kita akan lebih tertarik membaca 1 diantara 5 buku yang merupakan best seller dari buku yang ada di hadapan kita tersebut bukan. Contoh lain, dalam sebuah diskusi pendidikan yang dihadiri oleh banyak pemerhati, aktivis, guru-guru serta seluruh elemen yang bergerak di bidang pendidikan. Dalam salah satu segmen pertanyaan, muncul salah satu pertanyaan yang sulit untuk dijawab oleh beberapa orang yang hadir disana. Banyak pakar yang memberikan pendapat dalam menanggapi pertanyaan itu. Tapi karena pertanyaannya tergolong sulit untuk dijawab dan dikaji lebih lanjut sehingga audiens punmasih belum puas dengan jawaban-jawaban yang ada. Di tengah sesi diskusi yang alot itu, sambil memikirkan jawaban terbaik untuk menjawab solusi dari pertanyaan tersebut. Berdirilah seorang pakar yang begitu kharismatik. Ia dikenal sangat ahli di bidang yang ia tekuni yaitu bidang pendidikan, menulis banyak buku dan sudah memberikan kontribusi nyata bagi dunia pendidikan. lalu seorang pakar tersebut memberi jawaban-jawaban dari segala permasalahan yang dipertanyakan dalam sei pertanyaan itu. Seperti mendapatkan angin segar, lalu audiens pun terpesona dengan jawaban-jawaban yang disampaikan olehnya. Merasa puas dengan apa-apa yang dilontarkan dari seorang pakar itu, lalu dengan senang hati merekapun langsung meyakini, bahwa ini adalah jawaban yang terbaik dan karena beliau adalah pakar yang terbaik, ditambah lagi beliau mengungkapkan baik pendapat maupun pemikiran dan segala sesuatunya dari sumber jelas dan dapat dipercaya kebenarannya.
Begitu pula halnya dengan nilai akhlak (Best Character Value). Sebagai ilmu, bahwa akhlak membahas dan memberikan klarifikasi pada persoalan baik dan buruknya sebuah perilaku. Tentunya ilmu tersebut mempunyai dasar. Dan dasar ini haruslah berlandaskan dari dasar yang terbaik yang bersumber dari sumber yang terbaik. Sehingga di pembahasan awal saya sengaja memberikan contoh untuk menyamakan persepsi kita bersama tentang gambaran memperoleh ilmu atau informasi dari sumber yang terbaik. Nilai akhlak yang sedang kita bicarakan ini haruslah merupakan konsep yang konsisten dan dapat dipertanggungjawabkan baik hasilnya maupun prosesnya, bukan hanya sekedar kesepakatan budaya. Kalau tidak demikian, norma-norma akan berubah seiring dengan perubahan budaya, sehingga sesuatu yang baik bisa jadi suatu saat dianggap buruk pada saat bertentangan dengan budaya yang ada.

Landasan Berkarakter
Dalam memperoleh landasan atau pun sumber ilmu dalam hal ini yaitu sumber pemahaman akhlak/karakter yang jelas dan terbukti kebenarannya. Kita harus memahami bahwa seluruh ilmu berasal dari Sang Pencipta. Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat an-Nisa’ ayat 132:




Artinya : “Dan milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Cukuplah Allah sebagai pemeliharanya.”

            Dan tidak ada pedoman dan tuntunan yang maha sempurna selain pedoman dan tuntutan itu berasal dari Yang Maha Mengetahui seluruh kebaikan. Ialah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana firmannya dalam Surat Fatir ayat 14 Allah menjelaskan:



Artinya : “Dan tidak ada yang dapat memberikan keterangan kepadamu seperti yang diberikan oleh (Allah) Yang Maha Teliti.”

Berdasarkan ayat diatas, kita menyadari bahwa segala sesuatu yang ada di muka bumi ini berasal dari Allah SWT. Allah sebagai sumber segalanya. Sungguh akhlak menjadi salah satu inti ajaran dalam agama Islam. Dimana tata cara dalam berakhlak merupakan pedoman yang bersumber dari Allah SWT yang direalisasikan oleh Muhammad SAW. Sebagaimana sebuah hadits Rasululullahmenyatakan bahwa “Aku (Muhammad SAW) diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”. Hal ini menunjukkan bahwa kehadiran atau kedatangan Rasulullah ke muka bumi ini untuk menjalankan misi perbaikan akhlak bagi umatnya. Sehingga melalui pernyataan ini yang didasari firman Allah SWT dan hadist Rasulullah tersebut, kita dapat menyetujui bersama bahwa yang menjadi landasan/sumberutama dalam berakhlakialah:
1.  Al-Qur’an
Al-Qur’an sebagai dasar (rujukan) akhlak yang pertama, hal ini dinilai karena keautentikannya yang lebih tinggi, dibandingkan dengan dasar-dasar yang lain. Mengingat al-Qur’an merupakan firman Tuhan, sehingga tidak ada keraguan baginya untuk dijadikan sebagai dasar atau asas. Nilai-nilai akhlak yang ditawarkan oleh al-Qur’an sendiri sifatnya komprehensif. Perbuatan baik dan buruk sudah dijelaskan di dalamnya. Hanya saja, ada yang perlu diperhatikan. Mengingat ada banyak ayat-ayat al-Qur’an yang membutuhkan penafsiran. Sehingga untuk mememudahkan, orang-orang akan merujuk kepada al-Hadits ( sebagai Asbabun Nuzul suatu ayat) dan al-Aqlu (penalaran akal). Sejauh manakah peran kedua dasar tersebut pada persoalan akhlak. Pastinya al-Hadits dan al-Aqlu tidak akan merubah pesan yang ingin disimpaikan oleh al-Qur’an.
2.  Al-Hadits
Asbabul Wurud suatu hadits berbeda-beda. Ada hadits yang dikeluarkan oleh Nabi karena seorang sahabat bertanya kepadanya, karena Nabi menegur seorang sahabat, karena peringatan dan penjelasan Nabi terhadap al-Qur’an. Segala ucapan (Qauliyah), perbuatan (Fi’liyah), dan penetapan (Taqririyah) Nabi Muhammad SAW merupakan sebuah wahyu dari Allah, dan apa-apa yang datang dari Nabi senantiasa terjaga. Sehingga dapat disimpulkan bahwa al-Qur’an dan al-Hadits berasal dari sumber yang sama, yaitu Allah SWT.
Oleh sebab itulah saya menamakan kata akhlak sebagai Best Character karena Akhlak pada hakikatnya bersumber dari sumber yang autentik lagi terbaik yaitu al-Qur’an dan al-Hadits. Sehingga atas dasar ini panduan dan tuntunan dalam berakhlak ataupun dalam rangka menjadi pribadi yang berkarakter haruslah didasari atas landasan yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan baik prosesnya maupun hasilnya. Itulah mengapa akhlak dikategorikan sebagai karakter terbaik (Best Character) karena ia bersumber dari sumber yang terbaik, bukan hanya dipandang sebagai norma-norma masyarakat ataupun budaya yang berlaku. Tetapi akhlak (Best Character) adalah nilai-nilai yang bersifat universal, Tidak lekang oleh pergantian waktu dan tidak pula bergeser nilainya oleh perubahan zaman. Itulah “Akhlak” (Best Character) !  

Related : Best Character Value

0 Komentar untuk "Best Character Value"