Nilai Akhlak
Pembicaraan tentang Akhlak (Best Character) berkaitan
dengan persoalan nilai baik dan buruk. Perbuatan-perbuatan yang mempunyai nilai
baik dan buruk, mempunyai dasar-dasar yang jelas. Sebagai contoh, bagaimana
kita bisa mengetahui bahwa menolong orang lain, adil dan dermawan merupakan
bagian dari kebaikan, dan bagaimana pula kita bisa mengetahui kebohongan,
kezhaliman dan kekerasan merupakan keburukan yang harus kita hindari. Tentunya
semua hal ini harus didasari dari informasi yang akurat dan sumber yang jelas.
Sebagai tambahan dalam logika berpikir. Jika kita ingin mendapatkan suatu ilmu
dari sebuah buku. Maka jikalau ada 5 buku di hadapan kita, lalu dari kelima
buku tersebut ada sebuah buku yang ditulis oleh seorang ilmuwan yang sangat
terkenal, sudah membuktikan hasil percobaan dari apa yang ia tuliskan dan
banyak menulis buku-bukuhingga memperoleh tingkat penjualan buku yang terbanyak
pembelinya ataupun sering disebut bukubest seller. Tentu kita akan lebih
tertarik membaca 1 diantara 5 buku yang merupakan best seller dari buku
yang ada di hadapan kita tersebut bukan. Contoh lain, dalam sebuah diskusi
pendidikan yang dihadiri oleh banyak pemerhati, aktivis, guru-guru serta
seluruh elemen yang bergerak di bidang pendidikan. Dalam salah satu segmen
pertanyaan, muncul salah satu pertanyaan yang sulit untuk dijawab oleh beberapa
orang yang hadir disana. Banyak pakar yang memberikan pendapat dalam menanggapi
pertanyaan itu. Tapi karena pertanyaannya tergolong sulit untuk dijawab dan dikaji
lebih lanjut sehingga audiens punmasih belum puas dengan jawaban-jawaban yang
ada. Di tengah sesi diskusi yang alot itu, sambil memikirkan jawaban terbaik
untuk menjawab solusi dari pertanyaan tersebut. Berdirilah seorang pakar yang
begitu kharismatik. Ia dikenal sangat ahli di bidang yang ia tekuni yaitu
bidang pendidikan, menulis banyak buku dan sudah memberikan kontribusi nyata
bagi dunia pendidikan. lalu seorang pakar tersebut memberi jawaban-jawaban dari
segala permasalahan yang dipertanyakan dalam sei pertanyaan itu. Seperti mendapatkan
angin segar, lalu audiens pun terpesona dengan jawaban-jawaban yang disampaikan
olehnya. Merasa puas dengan apa-apa yang dilontarkan dari seorang pakar itu,
lalu dengan senang hati merekapun langsung meyakini, bahwa ini adalah jawaban
yang terbaik dan karena beliau adalah pakar yang terbaik, ditambah lagi beliau
mengungkapkan baik pendapat maupun pemikiran dan segala sesuatunya dari sumber jelas
dan dapat dipercaya kebenarannya.
Begitu pula halnya dengan nilai akhlak (Best
Character Value). Sebagai ilmu, bahwa akhlak membahas dan memberikan
klarifikasi pada persoalan baik dan buruknya sebuah perilaku. Tentunya ilmu
tersebut mempunyai dasar. Dan dasar ini haruslah berlandaskan dari dasar yang
terbaik yang bersumber dari sumber yang terbaik. Sehingga di pembahasan awal
saya sengaja memberikan contoh untuk menyamakan persepsi kita bersama tentang gambaran
memperoleh ilmu atau informasi dari sumber yang terbaik. Nilai akhlak yang
sedang kita bicarakan ini haruslah merupakan konsep yang konsisten dan dapat
dipertanggungjawabkan baik hasilnya maupun prosesnya, bukan hanya sekedar
kesepakatan budaya. Kalau tidak demikian, norma-norma akan berubah seiring
dengan perubahan budaya, sehingga sesuatu yang baik bisa jadi suatu saat
dianggap buruk pada saat bertentangan dengan budaya yang ada.
Landasan Berkarakter
Dalam memperoleh landasan atau pun sumber ilmu dalam
hal ini yaitu sumber pemahaman akhlak/karakter yang jelas dan terbukti kebenarannya. Kita harus
memahami bahwa seluruh ilmu berasal dari Sang Pencipta. Allah berfirman dalam
Al-Qur’an Surat an-Nisa’ ayat 132:
Artinya : “Dan milik Allah-lah apa yang ada di langit
dan apa yang ada di bumi. Cukuplah Allah sebagai pemeliharanya.”
Dan
tidak ada pedoman dan tuntunan yang maha sempurna selain pedoman dan tuntutan
itu berasal dari Yang Maha Mengetahui seluruh kebaikan. Ialah Allah Subhanahu
wa Ta’ala. Sebagaimana firmannya dalam Surat Fatir ayat 14 Allah menjelaskan:
Artinya : “Dan tidak ada yang dapat memberikan
keterangan kepadamu seperti yang diberikan oleh (Allah) Yang Maha Teliti.”
Berdasarkan ayat diatas, kita
menyadari bahwa segala sesuatu yang ada di muka bumi ini berasal dari Allah
SWT. Allah sebagai sumber segalanya. Sungguh akhlak menjadi salah satu inti
ajaran dalam agama Islam. Dimana tata cara dalam berakhlak merupakan pedoman
yang bersumber dari Allah SWT yang direalisasikan oleh Muhammad SAW. Sebagaimana
sebuah
hadits Rasululullahmenyatakan bahwa “Aku (Muhammad SAW) diutus hanya untuk
menyempurnakan akhlak yang mulia”. Hal ini menunjukkan bahwa kehadiran atau
kedatangan Rasulullah ke muka bumi ini untuk menjalankan misi perbaikan akhlak
bagi umatnya. Sehingga melalui pernyataan ini yang didasari firman Allah SWT dan hadist
Rasulullah tersebut, kita dapat menyetujui bersama bahwa yang menjadi
landasan/sumberutama dalam berakhlakialah:
1. Al-Qur’an
Al-Qur’an sebagai dasar (rujukan) akhlak yang pertama,
hal ini dinilai karena keautentikannya yang lebih tinggi, dibandingkan dengan
dasar-dasar yang lain. Mengingat al-Qur’an merupakan firman Tuhan, sehingga
tidak ada keraguan baginya untuk dijadikan sebagai dasar atau asas. Nilai-nilai
akhlak yang ditawarkan oleh al-Qur’an sendiri sifatnya komprehensif. Perbuatan
baik dan buruk sudah dijelaskan di dalamnya. Hanya saja, ada yang perlu
diperhatikan. Mengingat ada banyak ayat-ayat al-Qur’an yang membutuhkan
penafsiran. Sehingga untuk mememudahkan, orang-orang akan merujuk kepada
al-Hadits ( sebagai Asbabun Nuzul suatu ayat) dan al-Aqlu (penalaran
akal). Sejauh manakah peran kedua dasar tersebut pada persoalan akhlak.
Pastinya al-Hadits dan al-Aqlu tidak akan merubah pesan yang ingin
disimpaikan oleh al-Qur’an.
2. Al-Hadits
Asbabul Wurud suatu hadits berbeda-beda. Ada hadits yang dikeluarkan
oleh Nabi karena seorang sahabat bertanya kepadanya, karena Nabi menegur
seorang sahabat, karena peringatan dan penjelasan Nabi terhadap al-Qur’an. Segala
ucapan (Qauliyah), perbuatan (Fi’liyah), dan penetapan (Taqririyah)
Nabi Muhammad SAW merupakan sebuah wahyu dari Allah, dan apa-apa yang datang
dari Nabi senantiasa terjaga. Sehingga dapat disimpulkan bahwa al-Qur’an dan
al-Hadits berasal dari sumber yang sama, yaitu Allah SWT.
Oleh
sebab itulah saya menamakan kata akhlak sebagai Best Character
karena Akhlak pada hakikatnya bersumber dari sumber yang autentik lagi terbaik
yaitu al-Qur’an dan al-Hadits. Sehingga atas dasar ini panduan dan tuntunan
dalam berakhlak ataupun dalam rangka menjadi pribadi yang berkarakter haruslah
didasari atas landasan yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan baik
prosesnya maupun hasilnya. Itulah mengapa akhlak dikategorikan sebagai karakter
terbaik (Best Character) karena ia bersumber dari sumber yang terbaik,
bukan hanya dipandang sebagai norma-norma masyarakat ataupun budaya yang
berlaku. Tetapi akhlak (Best Character) adalah nilai-nilai yang bersifat
universal, Tidak lekang oleh pergantian waktu dan tidak pula bergeser nilainya
oleh perubahan zaman. Itulah “Akhlak” (Best Character) !
0 Komentar untuk "Best Character Value"